Upacara ritual larung sesaji di Telaga Sarangan tetap menarik perhatian masyarakat luas. Buktinya, ribuan wisatawan pasti memadati kawasan wisata andalan di Magetan itu untuk menyaksikan ritual budaya yang diselenggarakan tahunan itu.
Upacara Larung Sesaji Telaga Sarangan
Upacara larung atau labuh sesaji di Telaga Sarangan dimulai dari Pendopo Kelurahan Sarangan, tempat disemayamkannya tumpeng Gono Bau. Usai dilakukan ritual doa di pendopo, tumpeng Gono Bau yang terdiri dari tumpeng nasi agung dan tumpeng hasil bumi itu diarak rombongan prajurit ke telaga. Setelah itu, tumpeng diarak ke tengah telaga dan kemudian ditenggelamkan (dilabuh).
Tradisi Ritual Larung Sesaji
Tradisi ritual larung sesaji merupakan salah satu upacara masyarakat sebagai wujud rasa syukur kepada yang Maha Kuasa yang konon sudah dilakukan sejak lama. Budaya ritual di telaga ini sarangan bertujuan sebagai ungkapan rasa syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa berkat limpahan nikmat yang telah diterima berupa telaga Sarangan yang telah memberikan penghidupan bagi warga Sarangan.
Bahan dan Proses Pembuatan Tumpeng
Pada umumnya, sesaji yang akan dilarungkan di telaga berupa Tumpeng Agung atau tumpeng berukuran besar setinggi 1 hingga 2 meter yang terbuat dari beras putih atau beras merah dan tumpeng hasil bumi. Tumpeng nasi dibuat dengan menghabiskan beras sekitar 50 kilogram dan dicampur dengan beras ketan untuk membuatnya berdiri kuat. Selain tumpeng nasi, tumpeng gono bau juga terdiri dari tumpeng hasil tanaman seperti sayuran, kacang-kacangan, dan buah-buahan yang dicari dari kebun dan ladang milik warga setempat.
Rangkaian Upacara
Sebelum tumpeng diboyong ke telaga, ada beberapa rangkaian upacara yang dilakukan. Mulai dari pasukan berkuda yang dilengkapi dengan pelana, penunggangnya berpakaian ala kerajaan seperti blangkon, jarit, baju beskap, dan keris tanpa menggunakan sandal. Selain itu, simbol raja dan permaisuri yang diperagakan Kepala Kelurahan dan istri menambah kesan nuansa keraton.
Ritual seperti ini telah dilakukan sejak tahun 1948, atau tiga tahun setelah negara kita merdeka. Semua perlengkapan ritual labuh sesaji itu disiapkan warga setempat. Tumpeng itu dibawa ke tengah telaga dengan pengawalan ketat ala pasukan keraton. Sebelum dilabuhkan, tumpeng itu diarak keliling telaga, memantik sorak dan lambaian tangan ratusan pengunjung yang memadati pinggir telaga.
Doa dan Simbolisme
Setelah dibacakan doa oleh sesepuh desa, tumpeng itu dilabuhkan. Menurut cerita, kedua tumpeng itu dipersembahkan kepada Ki Pasir dan Nyi Pasir, yang menurut legenda merupakan pembuat Telaga Sarangan. Itu kisah yang dipercaya masyarakat, yang pasti kita niatnya hanya bersyukur.
Wisata Alam dan Budaya
Ritual lelabuhan sesaji cukup menyedot perhatian wisatawan. Mereka terlihat sangat antusias mengikuti semua rangkaian upacara itu. Upacara Ritual labuh sesaji di Telaga Sarangan juga punya adat yang mirip dengan keraton. Ada pasukan perang berkuda, putri domas, punggowo, dan sesaji.
Pariwisata merupakan salah satu ikon utama Magetan. Karena itu, pihak pemerintah kabupaten Magetan Jawa Timur akan terus melakukan pengembangan dan inovasi bidang pariwisata dengan berupaya untuk memadukan antara wisata alam dan budaya untuk menarik wisatawan.Pengembangan wisata alam dan budaya diharapkan mampu meningkatkan jumlah kunjungan wisata ke Magetan. Terutama pasca dibukanya akses jalan tembus Karanganyar-Magetan.
Perpaduan wisata alam dan budaya, pengembangan objek wisata baru, dan peningkatan kualitas objek wisata sudah ada akan menjadi prioritas untuk meningkatkan jumlah wisata yang datang. Tercatat sekitar puluhan ribu pengunjung yang menyaksikan upacara labuh sesaji. Jumlah tersebut belum termasuk warga Kelurahan Sarangan yang juga ikut upacara. Larung sesaji ini memang kita konsep sebagai wisata budaya, sehingga tidak saja menjadi daya tarik wisatawan, tapi juga warga setempat.
Dengan demikian, upacara ritual larung sesaji di Telaga Sarangan tidak hanya menarik perhatian masyarakat luas karena keunikan dan keindahannya, tetapi juga menjadi bagian penting dari warisan budaya Indonesia yang harus dilestarikan.
sumber: Larung Sesaji di Telaga Sarangan
Upacara Larung Sesaji Telaga Sarangan