Masyarakat kabupaten Brebes dikenal dengan budayanya yang peduli dengan sesama. Setiap orang saling menghormati dan membantu ketika bertemu. Hal ini dapat dilihat dari kerukunan yang terjalin antara masing-masing warganya. Sudah kita ketahui, bahwa masyarakat Brebes terdiri dari dua suku berbeda, yaitu suku Sunda dan Jawa.Letak geografis kabupaten Brebes berada di ujung paling barat dan utara provinsi Jawa Tengah. Hal tersebut memungkinkan Brebes bukan hanya suku Jawa, melainkan ada juga suku Sunda yang bersanding di sepanjang bagian barat kabupaten.
Tradisi Masyarakat Brebes
Adanya dua suku ini membuat Brebes menjadi semakin harmonis, beberapa tradisi gotong royong antar masyarakatnya terjaga sampai sekarang. Berikut adalah beberapa tradisi yang perlu kamu ketahui dan menjadi kebanggaan tersendiri:
Sambatan (Membantu Sesama dengan Sukarela)
Sambatan adalah kegiatan membantu sesama dengan sukarela. Kegiatan ini dilakukan dengan bergantian oleh seseorang atau keluarga kepada orang lain di dekatnya. Contohnya, ketika ada tetangga yang sedang membangun rumah, tetangga atau saudara menyambat (membantu proses membangun rumah) ke tempat tersebut. Sambatan biasanya dilakukan secara bergantian dan tidak penuh, hanya sampai setengah hari saja.
Kerigan (Kerja Bakti untuk Lingkungan)
Kerigan adalah kerja bakti yang biasa dilakukan di lingkungan masyarakat seperti RT, RW, atau pedukuhan untuk membersihkan saluran air, sampah, rerumputan, dan lain-lain. Kegiatan ini mengajarkan setiap masyarakat untuk peduli dengan lingkungan sekitar dan menciptakan lingkungan yang nyaman.
Sinoman (Membuat Perayaan Pernikahan dan Sunat Lebih Ramai)
Sinoman atau Senoman adalah kegiatan yang kebanyakan dilakukan oleh ibu-ibu, tapi tentu bapak-bapak juga tidak pernah ketinggalan. Sinoman ini adalah salah satu bentuk gotong royong masyarakat Brebes ketika ada kerabat atau tetangganya yang sedang melangsungkan hajatan pernikahan atau sunatan. Ibu-ibu yang Sinoman akan membantu keluarga hajat dalam pembuatan kue-kue atau memasak masakan untuk keperluan hajatan, sedangkan bapak-bapak membantu menata dan memindahkan barang-barang.
Telitian (Sumbangan Harta Benda)
Telitian adalah bentuk gotong royong berupa sumbangan harta benda seperti uang. Orang yang sedang menggelar hajatan biasanya membutuhkan materi yang cukup banyak. Sehingga warga dengan berbondong-bondong memberikan sumbangan berupa materi guna meringankan atau membantu yang punya hajatan. Sama seperti Sambatan, Telitian dilakukan bergantian oleh setiap warga.
Ajak (Bareng-Bareng Membangun dan Menjalin Silaturahim)
Ajak secara teknisnya sama persis dengan Sambatan, namun istilah Ajak biasa digunakan oleh suku Sunda masyarakat Brebes. Budaya gotong royong ini memang erat dengan keseharian masyarakat Brebes, mulai dari hal kecil sampai hal yang berkaitan dengan orang banyak.
Tilik (Menengok atau Menjenguk Seseorang)
Tilik merupakan sebuah kebiasaan menengok atau menjenguk seseorang atau keluarga. Tilik dapat diartikan melihat. Jika ada seseorang sedang sakit atau salah satu anggota keluarganya melahirkan, biasanya kerabat dekat dan tetangga Tilik ke rumah tersebut. Tilik dilakukan semata-mata untuk mempererat tali persaudaraan dan membuat proses bermasyarakat selalu rukun dan damai.
Jika kamu orang Brebes, sedikitnya ada 6 tradisi yang akan membuat kamu semakin bangga terhadap kampung halamanmu. Masyarakat Brebes hidup guyub rukun dengan adanya tradisi-tradisi ini yang memperkuat kerukunan dan keharmonisan di antara warganya.
Sumber: Tradisi Masyarakat Brebes yang Perlu Dilestarikan
Tradisi dan Budaya Masyarakat Brebes yang Peduli Sesama