Antara Fuad Hassan dan Seni Rupa

Fuad Hassan dan Seni Rupa

Prof Dr Fuad Hassan adalah ahli psikologi dan budayawan yang sangat banyak memberikan dorongan kepada kemajuan seni rupa Indonesia dalam berbagai aspeknya.

Sosok Fuad Hassan, kelahiran Semarang 26 Juni 1929, meninggal pada 7 Desember 2007. Kepergiannya segera membuka tirai pertunjukan yang menjabarkan peranannya yang luar biasa dalam seni rupa.Itu dimulai tahun 1985, ketika dia diangkat menjadi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, menggantikan Nugroho Notosusanto yang mendadak mangkat.

Pada pekan pertama seusai diangkat menteri, ia memanggil belasan seniman dan pemikir seni ke kantornya. Para pekerja seni itu dimintai input yang akan dipakai sebagai bekal untuk melihat perspektif dunia seni di hari depan, termasuk hari depan seni rupa Indonesia. Fuad Hassan adalah Menteri yang sanggup membaca setiap masukan.

Untuk seni rupa dia segera meraba dua kekurangan utama.Yang pertama adalah publikasi, sebagai bagian dari apresiasi massa, kedua minimnya perhatian masyarakat kolektor atas karya-karya seni yang tercipta. Dia lalu menyarankan kepada siapa pun (pengamat, kritikus dan jurnalis seni) untuk menyebarkan informasi seni rupa kepada masyarakat.

Dia juga meminta agar setiap penerbitan memberikan ruang untuk itu.Dia mengatakan, dengan ramainya informasi, masyarakat akan menatap seni rupa sebagai sesuatu yang penting. Naiknya harkat seni rupa di masyarakat akan menstimulasi para perupa untuk lebih produktif dan kreatif.

”Apabila setiap hari ada berita seni rupa, maka seni lukis, seni patung, seni keramik, dan sebagainya akan memiliki posisi populer seperti politik dan sepak bola,”katanya.

Apabila apresiasi dan informasi seni sudah terbentuk optimal,penyangga seni rupa lain yang disebut kolektor akan dengan gampang dibina. Harus diakui Fuad Hassan adalah salah satu dari budayawan yang tak hentinya merangsang kaum berada dan pengusaha untuk datang ke perhelatan seni rupa Indonesia.

Dia selalu siap untuk menjadi host-nya.Maka dalam sejarah Indonesia, Fuad Hassan tercatat sebagai menteri yang paling banyak menghadiri dan membuka pameran seni rupa di Tanah Air.

Bahkan ketika dia tak menjadi menteri lagi pada dekade 2000-an. Tentu tak hanya pelukis papan atas yang jadi perhatiannya.Pelukis pemula, dari mahasiswa seni sampai para Ibu sunday painters, juga diguntingkan pitanya.

Dengan kedatangannya,para peminat seni memang berduyun datang. Bukan cuma datang, tapi juga mengoleksi. Komunitas kolektor pun diam-diam terbentuk. Karena itu, ketika di Indonesia terjadi boom lukisan pada 1987, Fuad Hassan tak terlalu terkejut.

Boom itu memang dia rakit dalam dua tahun pertama jabatannya. Ihwal pentingnya peranan kolektor, Fuad Hassan sekali lagi menegaskan itu dalam pidatonya pada pembukaan pameran “Pelukis Muda Pilihan”di Gedung Depdikbud, Senayan, Jakarta, 10 November 1991.

“Salah satu penunjang kemajuan seni rupa Indonesia adalah kolektor. Kita memerlukan tidak hanya 100 kolektor, tetapi 1.000 bahkan 10.000 kolektor. Karena itu, untuk kemajuan seni bangsa, Pemerintah Indonesia mengundang siapa pun untuk masuk ke wilayah ini. Dan sekaranglah momentumnya.”

Fuad Hassan kini telah pergi.Namun sebelum mangkat dia telah menatap, betapa publikasi tentang seni rupa,serta pengoleksian terhadap karya seni rupa telah sampai pada keramaian yang diharapkan.

 

Antara Fuad Hassan dan Seni Rupa

You May Also Like

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *